Spesial buat post ini
aja. Ga pake basa-basi-busuk. HIKS!
Sesuai aja sama judul
post-nya. Untuk jujur............
Pernah rasanya lagi
memperjuangkan sesuatu yang sangat amat berharga di mata kita tapi malah merasa
sia-sia aja? Pernah rasanya udah berusaha sekuat tenaga untuk cari titik terang
dari suatu masalah malah cape di tengah jalan tapi meskipun ngerasain cape masi
belum mau nyerah cari titik terang itu? Gue. Pernah.
Ya seperti itu tuh rasanya.
Lagi berusaha hidup-hidupan tapi merasa kenyataan sangat amat mengkhianati
harapan. Sakit? Ya. Sangat. Amat. Bagaimana caranya untuk bangkit lagi dan
terus tetap mencari titik terang itu disaat mata kita digelapin? Teguhkan keyakinan.
Tapi.. pernah ngerasa kalo untuk kesekian kalinya, keyakinan itu mulai
perlahan-lahan ilang? Ya. Untuk kesekian kalinya juga, keyakinan itu
mengkhianati harapan gue.
Berkali=kali, gue
ngomong cape. Tapi yang ada, gue semakin cape sejadi-jadinya. Berkali-kali gue
ngomong sakit. Tapi yang ada, gue semakin sakit segila-gilanya.
Biasanya.. jalan
pintas untuk gue keluar dari masalah ini dan menjadi semakin kuat yaitu curhat
ke sahabat-sahabat manis gue. Hehe. Tujuan gue curhat, jelas. Gue butuh saran,
pendapat mereka. Karena kebanyakan orang bisa yang bisa membantu menyelesaikan
masalah adalah dia yang gak merasakan posisi kita. Tapi, semakin gue curhat,
semakin gue galau. Mereka kasih pendapat dan saran jauh di luar dugaan dan
harapan gue. Mereka ngomong A, padahal gue pengen mereka ngomong B. Semakin jelas
sudah otak gue mengerti semua ini. tujuan gue curhat ternyata, minta dukungan
mereka bahwa hati gue sepenuhnya benar. Hati gue butuh keyakinan dan
pengharapan dari orang-orang yang biasanya paling ngerti gue. Hati gue masih
menyangkal kenyataan. Mereka bilang begitu? Dan gue malu. Malu mengakui kalo
memang bener seperti itu adanya. Hati ini selalu membohongi perasaan sendiri. Selalu
menyangkal kenyataan yang memang seperti itu kelihatannya. Semakin banyak
curhat, semakin bimbang. Karena apa yang lu harapkan, tidak lu dapatkan dari
mereka. Dan lu mulai lagi menyangkal kenyataan. Lu masih yakin kalo lu bisa
melakukan 180o derajat bedanya dari apa yang mereka suruh. Betul? Ya.
Betul :)
Gue salah besar. Yang tau
gue harus ngapain ya karena gue yang berada di posisi gue sendiri. Gue yang
ngerasain. Gue yang jalanin! :”) yang bisa bantu keluar dari masalah, cuma diri
sendiri dan Tuhan Yesusku, Papaku sayang...... Bukan orang lain. Bukan mama. Bukan papa. Bukan sahabat dekat. Tapi diri
sendiri. Mereka hanya bisa berucap, selebihnya keputusan di tangan gue kan? Hehe.
Akhir dari perasaan
galau ini = lebih baik menyesal atas keputusan yang gue ambil sendiri. Daripada
menyesal atas keputusan yang gue ambil dari saran, pendapat atau apapun itu
dari mereka. Karena ketika gue nyesel, gue salahin diri gue sendiri karena udah
ngambil ini/itu. Kalo kita nurutin mereka, apalagi setuju sama mereka, apa kita
mau salahin mereka?
akhir kata. diriku. mengakhiri post ini. dengan merekomendasikan. lagu.
Mike Mohede - Cinta kan Membawamu Kembali
0 comments:
Posting Komentar